Diujung liang pistolmu
Merah mendidih
Berkelut dnegan abu asap abu asap
Lima nyawa lari berpulang
Darahnya mencemar
Jingga surya terabaikan
Sejuk segar embun terkontaminasi
Oleh Insiden Gelap subuh tadi
Mengundang tangis kawannya
Seragam lusuh robek banyak lebar tentu
bekas Insiden Gelap subuh tadi
Dan dada yang tertusuk mortir
Disempatkannya memeluk angan tinggi
Menjabat tangan Tuhan
Disela kesempatan Sang jagal kematian
Yang menyaksikan Insiden Gelap itu
Aku tentu lelah dan saksi
Membelah hangatnya rindu
Yang entah merangkak perlahan kemana
Tuhan
Dzat Yang Entah Maha Apapun
Menggiring takdir
Mengulang analogi
Dan di Insiden Gelap subuh itu
Setelah adzan merambat ke telinga
Setelah itu aku lelah membuka mata
Yogyakarta 13 Mei 2012
Orang Sisa Sisa
Kita tau Tuhan berkenan, bumi menangis, matahari meringis siapa peduli, coba lawan pasti kau mati. Optimis akan membunuhmu, pesimis akan meracuni, maka menjadi sedang dalam kebenaran, mungkin bisa tentu itu